JAKARTA, CITRAINDONESIA.COM- 217.500 kepala keluarga (KK) peminat (calon) transmigrasi terpaksa gigit jari. Dari 230.000 peminat, yang bisa diakomodasi Kemenakertrans hanya 12.500 KK saja, atau sekitar 3,3%.
“Daya serap anggaran untuk transmigrasi sangat minim, padahal peminatnya banyak,†ungkap Dirjen Pembinaan Pengembangan Masyarakat dan Kawasan Transmigrasi (P2MKT), Djoko Sidik Pramono di Jakarta, usai diskusi dengan thema Pengembangan Pertanian Organik Di Kawasan Transmigrasi (1/4/2011).
Kata Djoko, ketidakmampuan penyerapan tadi mengakibatkan para pelamar mengalihkan perhatiannya menjadi TKI di luar negeri, bahkan sebagaian memilih jadi pembantu rumah tangga di dalam negeri demi perut.
Karenanya, untuk mengakomdasi tingginya animo masyarakat, ke depan, pihaknya mencoba mensinergikan dengan lintas institusi dan antar lembaga lainnya melalui program pertanian organik.
Sebelumnya, Djoko mengatakan Kemenakertrans merekrut 400.000 orang pengangguran lulusan SMA dan Perguruan Tinggi jadi petani organik.
Dan dalam waktu dekat ini Kemenakertrans juga berniat memamfaatkan eks 1 juta TKI untuk mengisi daerah transmigrasi yang sudah disiapkan sebelumnya.
Djoko Sidik Pramono juga mengatakan, pengembangan pertanian organik di kawasan transmigrasi itu sangat potensial. Lagi pula lahan dan tenaga kerja telah tersedia. Celah pasar sangat tinggi karena munculnya tren “Kembali ke Alam” (Back to Nature). Permintaan produk pertanian organik di seluruh dunia tumbuh pesat 20 persen per tahun. (iskandar)