Jakarta (Citra Indonesia): Reshuffle hendaknya jangan dilakukan by order. Dalam arti sesuai pesanan pihak tertentu.
“Jangan sampai terjadi reshuffle by order,” tegas Ketua Uum Partai Demokrat Anas urbaningrum di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (21/10/2010).
Siapa menteri punya rapor merah? Itu akan terjawab ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono men-DO (drop out) yang bersangkutan pada reshuffle kabinetnya.
Menanggapi pertanyaan siapa gerangan menteri memiliki rapor merah, Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum mengatakan tidak tahu.
Isu reshuffle memang sudah bertiup kencang. Ada sekitar 7 nama yang disebut- sebut sejumlah pihak layak di reshuffle.
Tetapi yang jelas, kata Anas, dirinya malah tidak tahu siapa gerangan menteri yang akan diberhentikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
“Kalau dievaluasi Pak Presiden, rapornya merah, jangan naik kelas,” ujarnya.
Yang jelas ia sepakat dilakukan reshuffle terhadap menteri- menteri yang kinerjanya tidak maksimal. “Kinerja ini kan sangat penting sebagai azas penyelenggaraan pemerintahan,” pungkasnya.
Untuk sekedar diingat, dalam Rapat paripurna Kabinet di Bogor, Presiden Susilo bambang Yudhoyono, melalui Kepala UKP4, Kuntoro Mangkusubroto, mengatakan agar menter- menteri jangan terpengaruh dengan isu reshuffle.
“Pak Presiden berpesan agar menteri- menteri tetap bekerja secara profesional. Jangan terpancing isu reshuffle,” katanya. (adams)