Jakarta (Citra Indonesia): Bulog “diadili” para anggota Komisi IV DPR RI. Pasalnya terkesan “di stir” Kementerian Perdagangan dalam impor beras. Anggota DPR alergi impor beras. Tidak berpihak kepada petani.
“Bapak satu-satunya Dirut Perum Bulog dari Dirjen Tanaman Pangan (Kementerian Pertanian). Sebetulnya saya ingin Bapak memberikan warna dalam kebijakan. Dan saya alergi kebijakan Bapak diwarnai oleh Menteri Perdagangan. Saat ini bea masuk nol persen,” tegas nggota Komisi IV DPR-RI Siswono Yudho Husodo dalam RDP dengan Bulog di, Jakarta, Kamis (10/3/2011).
Untuk itu, menurut Siswono yang mantan Menteri Pertanian era alm mantan Presiden Soeharto, selayaknya Kabulog pro petani. Dan menolak segala program yang merugikan petani. “Makanya impor beras dan bahan pangan nol persen harus ditolak. Apapun alasannya,” pungkasnya.
Hal senada dikatakan anggota komisi IV lainnya, Bahrum Daido. Dirinya pesimis terhadap kinerja Kabulog ke depan. Karena hanya melaksanakan perintah. Di mana pada saat surplus produksi petani tahun 2010, masih saja ada impor beras.
Ironisnya, yang pesimis, kata dia tidak hanya dirinya. “Menteri Pertanian sendiri sudah pesimis sama Bulog. Bapak malah berhubungan dengan Menteri Perdagangan dan Menteri Keuangan. Bagaimana petani kita mau maju,” sergahnya.
Seperti diketahui Bulog adalah salah satu institusi pemerintah untuk melaksana program pemerintah dalam mengimpor beras. Alasan impor adalah untuk memenuhi stok beras untuk rakyat 1,5 juta ton sebagai mana ditetapkan pemerintah.
Yang lebih menyeramkan lagi adalah stetmen Hardi Soesilo yang meminta Kabulog harus berani menolak Menteri Perdagangan.
“Berani tidak Dirut Bulog menolak Menteri Perdagangan. Jangan ada lagi impor beras. Satu setengah tahun di Bulog, apakah Bapak bisa membuat Bulog lebih bagus lagi atau harus dikembalikan seperti semula,” ujarnya.
Menjawab anggota DPR RI Komisi IV, Dirut Bulog Sutarto Alimoeso mengatakan pihanya dalam posisi sulit.
“Kami menyadari pendirian Bulog ini setelah LoI, kaki kiri dipegang, kaki kanan disuruh melangkah. Ini jadi hambatan,” ungkapnya.
Masalah permintaan anggota dewan agar ada perubahan signifikan di Bulog, ia mengakatan pihaknya akan mengevaluasi. ” Bulog ke depan harus berinovasi dan punya nyali,” ujar Sutarto. (friz)