Burma (Citra Indonesia): Parlemen Burma, kini tengah bersiap -siap untuk mengadakan pemilihan presiden dari kalangan sipil untuk pertama kalinya sejak junta militer berkuasa dalam 50 tahun terakhir.
Berdasarkan laporan BBC, mereka akan memilih salah satu dari kandidat yang ada yaitu Tin Aung Myint Oo, PM Thein Sein dan Sai Mauk Kham dari etnis Shan.
Seluruh kandidat merupakan anggota partai USDP pemenang pemilu November lalu, yang didukung oleh militer.
Pemilihan umum yang pertama kali digelar di Burma setelah dua dekade terakhir, tetapi dikecam kalangan internasional karena terjadi kecurangan.
Pengangkatan presiden ini akan menjadi tahapan akhir dalam kebijakan yang disebut sebagai “peta jalan damai untuk demokrasi” – dan peralihan dari pemerintahan militer ke kelompok sipil.
Tetapi, pemilihan presiden itu juga dikiritik oleh negara-negara barat dan kalangan oposisi dari kelompok pro demokrasi Burma, karena parlemen dikontrol oleh militer.
Sekitar 25 % kursi di parlemen Burma diperuntukan bagi militer. Thein Sein, yang merupakan sekutu Jenderal Than Shwe, merupakan kandidat kuat.
Dia merupakan salah satu dari 20 pimpinan militer yang mundur dari jabatan militernya sebelum pemilu agar bisa maju sebagai calon presiden dari kalangan sipil.
Langkah ini mengundang kritik karena dianggap sebagai upaya militer untuk tetap berkuasa.
Thein Sein maju sebagai pemimpin Partai Persatuan Solidaritas dan Pembangunan USDP, yang meraih 77% suara dalam pemilu.
“Seluruh orang memperkirakan Thein Sein akan menjadi presiden, ” jelas perwakilan USDP kepada Democratic Voice di Burma.
“Dia merupakan Perdana Menteri, dan memiliki pengalaman dan ide, dan juga mengenal komunitas internasional.”
Than Shwe, yang berkuasa di Burma sejak 1992, tidak maju sebagai calon presiden dan belum jelas posisi yang akan dijabatnya nanti.
Analis mengatakan pria berusia 77 tahun ini tidak mungkin akan melapas seluruh kekuasaannya dan diperkirakan akan kembali memimpin militer Burma atau berada dibalik layar dengan memegang posisi politik yang penting.
Pemimpin Liga Nasional untuk Demokrasi Aung San Suu Kyi, yang menang dalam pemilu 1990 tetapi tak pernah diijinkan untuk berkuasa, tidak memiliki perwakilan di parlemen. (rosalinda)