JAKARTA, CITRAINDONESIA.COM- Pasar Indonesia terus dijejali produk impor. Cabai dan bawang pun kita impor dari Taiwan. Sekalipun harganya lebih murah, namun cabai impor itu kurang diminati karena rasanya kurang pedas.
“Cabai impor kemarin masuk 4 kontener. Tapi tidak laku di sini karena kurang pedas,” kata Sugiono, mewakili Dirut PD Pasar Jaya Pasar Induk Kramat Jakarta Timur, Jumat (21/1/2011) ketika mendampingi Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu.
Menurutnya harga cabai impor dijual Rp34-38.000/kg. Dalam arti jauh lebih murah dari harga cabai lokal sebesar Rp40.000/kg.
Sementara itu Sumarna, bandar cabai di lokasi itu mengatakan dirinya sempat menjual bawang impor karena langkanya pasokan dari daerah sentra produksi.
“Kita sempat menjual, tapi nggak laku. Harga jualnya Rp38-40.000/kg,” katanya. “Bawang impor juga kita jual. Harganya 18.000/kg. Nggak laku juga. Makanya kita kembali berdagang produk lokal,” jelasnya.
Ia mengakui, baik cabai mapun bawang belakangan ini sangat langka pasokan disebabkan buruknya cuaca. “Kenaikan harga itu pengaruh pasokannya rendah. Kita jual bawang merah Rp20-22.000/kg,” ujarnya.
Begitu juga bawang impor Taiwan. “Bawang impor masuk karena kelangkaan pasokan dari sentra produksi Brebes akibat buruknya cuaca. Tetapi nggak laku kok,” ujarnya.
“Kalau harga cabai rawit hijau sekarang Rp40.000.kg, dancabai rawit merah Rp90.000/kg. Artinya turun sekitar Rp15.000 dari harga awal minggu ini di pasar Koja Jakarta Utara Rp105.000/kg.
Harga Bawang Merah lokal perkasa kalahkan harga bawang merah impor, di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Jumat (21/1/2011).
Sementara itu Mendag Mari Pangestu mengatakan pihaknya terus berusaha untuk mengamankan suplai agar harga tidak melambung. “Kita harus amankan suplainya,” ujar Mari.
Mari juga membenarkan harga bawang dan cabai impor jauh lebih murah dibanding bawang lokal. Namun, hal ini dikarenakan stok yang masih relatif belum banyak karena pengaruh cuaca.
“Harga produk impor memang lebih murah dari produk lokal. Dari segi kulaitas produk impor lebih bagus, tapi dari segi rasa lebih baik lokal,” katanya. (oloan siregar)