JAKARTA, CITRAIDONESIA.COM-‎ Lemahnya daya saing produk industri nasional turut menekan pertumhuan bisnis waralaba nasional. Posisi Indonesia berada di bawah Singapura.
“Sebenarnya pengusaha Amerika Serikat (AS) mengakui potensi bisnis waralaba di Indonesia sangat potensial. Tetapi sulit berkembang karena daya saing produk yang diperdagangankan lemah,” kata Erwin Aksa Ketua Umum HIPMI dalam rilisnya yang diterima CitraIndonesia.Com, Kamis (2/12/2010).
Menurut Erwin, rendahnya daya saing itu kan dalam segala sektor baik SDM, konsep, manufakturnya, quality control, standarisasi, packagingnya, dan sebagainya sehingga waralaba itu bisa diincar oleh investor global. “Nah, ini kelemahan kita,” tambahnya.
Akhirnya, banyak investor waralaba asing beralih membuat waralaba sendiri atau membeli waralaba lokal. Dampaknya jumlah waralaba yang sebelum 1998 dapat dihitung dengan jari kemudian meningkat tajam menjadi ratusan, bahkan saat ini mencapai seribuan merek.
Namun, pertumbuhan itu tidak diiringi pembinaan terhadap waralaba sehingga rata-rata waralaba yang ada sekarang hanya jago kandang. Menurut Erwin, salah satu penyebab stagnannya waralaba lokal adalah rendahnya daya saing Indonesia. (friz)