JAKARTA, CITRAINDONESIA.COM- Yel- yel para demonstran di depan Istana negara Jakarta, sekitar pukul 14.00 WIBÂ meneriakkan pengguligan duet Presiden SBY- Boediono dari jabatannya.
Rombongan demonstran tiba di sekitar Monumen Nasional antara lain Forum Mahasiswa se- Jabodetabek (FMSe), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan Front Rakyat Anti Korupsi (Fraksi), serta gabungan organisasi buruh.
Mereka serentak meneriakkan duet Presiden Yudhoyono- Boedino segera mundur. Karena kinerjanya di bidang pemberantasan korupsi, sangat rendah akhir- akhir ini.
Kalangan demonstrans yang menamakan dirinya serikat buruh pun tak kalah seru. Mereka menilai SBY-Boediono gagal mensejahterakan buruh. PHK terjadi di mana-mana.
“Bahkan kelaparan, busung lapar, kemiskinan terjadi dimana- mana. Turun- turun- turun SBY,” kata mereka bernyanyi seraya mengacungkan kepalan tangan ke atas.
Hal ini ditandai dengan jumlah rakyat miskin yang mencapai 31 juta dengan penghasilan hanya Rp 165.000 per bulan.
Kaum buruh juga mengeluhkan pemecatan hubungan kerja (PHK) dan kenaikan harga-harga pokok.
“Selama enam tahun pemerintahan SBY, tidak ada platform kerakyatan yang jelas. Kami beranggapan reshuffle kabinet tidak akan menyelesaikan persoalan. Penggulingan Presiden hanya alternatif karena yang penting adalah penegakan platform yang jelas untuk menyejahterakan rakyat,” kata Adi Wibowo, salah satu juru bicara aksi bersama para buruh.
PMIIÂ menyoroti kegagalan SBY dalam memberantas korupsi. Mereka menyayangkan lambatnya penyelesaian hukum atas kasus dana Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) kasus Bank Century.
“SBY- Boedino harus turun dari jabatan kalau tak mampu tuntaskan kasus korupsi di negeri ini,” teriak mereka.
Atas aksi demonstran tersebut, sekitar 2.000 aparat keamanan berjaga- jaga di sekitar Istana Negara. (adams)