MESIR, CITRAINDONESIA.COM- Himpitan ekonomi membuat orang gelap mata. Mohammed Bouazizi, membakar diri di kota Sidi Bouzid di Tunsia, pertengahan Desember 2010 karena polisi mencegahnya menjual sayur-sayuran tanpa izin. Dia meninggal awal Januari 2011.
Selain itu, seorang mahasiswa di Tunisia juga membakar diri dan kemudian menyulut gelombang protes di negara itu yang akhirnya menjatuhkan pemerintah.
Para saksi mata mengatakan orang itu menyirami tubuhnya dengan bensin di luar gedung parlemen Kairo sebelum membakar dirinya.
Nyala api dipadamkan seorang polisi dan orang itu dibawa ke rumah sakit. Kondisinya tidak diketahui. Kesulitan hidup juga melanda warga Mesir.
Tindakannya itu menjadi awal dari aksi protes kekerasan selama berminggu-minggu di segenap pelosok Tunisia terhadap pengangguran, korupsi dan harga makanan yang melambung. Aksi protes yang berkepanjangan ini berakhir dengan pengunduran diri Presiden Zine al-Abidine Ben Ali.
Tidak terjadi aksi protes skala besar di Mesir seperti kerusuhan Tunisia, namun rakyat di Mesir sudah menyatakan ketidak-senangan yang sama. Tetapi wartawan BBC, Jon Leyne, mengatakan insiden bakar diri itu akan membuka mata pemerintah Mesir.
Di Indonesia, peristiwa bunuh diri karena desakan ekonomi sudah sering terjadi. Zulkifli (37) warga Jalan Gaperta VIII, Medan Helvetia. Korban tewas tergantung dengan seutas tali di dalam kamarnya.
Peristiwa itu pertama kali diketahui istrinya, Siswati, sepulang kerja sebagai buruh cuci, Senin (10/1) sekitar pukul 11.00 WIB. “Dia memang selalu berucap ingin mati, itu-itu saja yang dikatakannya,” ucap Siswati, istri almarhum, sambil menangis.
Menurut Antropologi Sosial, Prof Dr Usman Pelly MA, bunuh diri karena desakan ekonomi karena hilangnya modal sosial, hubungan kekerabatan, moral dan kepercayaan sosial.
“Kalau individu masih memiliki kekayaan sosial, tidak akan bunuh diri, meskipun terhimpit masalah ekonomi sebesar apapun,” kata Guru Besar Universitas Negeri Medan (Unimed) itu.
Karenanya pemerintah harus betul- betul tanggap terhadap gejolak melambungnya harga pangan demi masa rakyat miskin atau berpenghasilan rendah. (oca/bbc)