JAKARTA, CITRAINDONESIA.COM- Nilai tukar Dolar AS perkasa. Sehingga menekan harga Kakao berjangka, anjlok 10 poin. Demikian hasil analisis harga komoditi di Bappebti, Selasa (13/9/2011).
Menurut Bappebti, pada penutupan perdagangan di bursa CBOT (Chicago Board of Trade), harga Kakao berjangka mengalami penurunan harga (12/09/2011) waktu setempat.
Harga komoditas ini mengalami penurunan di tengah menguatnya nilai tukar dolar AS dan turunnya bursa saham.
Bursa saham yang melemah serta menguatnya dolar AS mengakibatkan minat terhadap komoditas yang diperdagangkan di bursa AS berkurang di kalangan para pelaku pasar.
Kenaikan nilai tukar dolar menjadikan harga komoditas dalam dolar relative lebih mahal bagi pembeli luar negeri. Harga Kakao berjangka untuk kontrak pengiriman bulan Desember mengalami penurunan sebesar 10 poin, di posisi US$2863 per ton.
Sementara itu, di tanah air, akibat musim kemarau berkepanjangan, produksi komoditas Kakao di tingkat petani Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung turun.
Musim kering mempengaruhi produktivitas tanaman Kakao petani. Dalam setiap pohon jumlah buah berkurang signifikan antara empat sampai limabuah akibat kekurangan air pada saat musim kemarau ini.
Biasanya dalam 0,5 hektare dapat menghasilkan sekitar 200 kg dalam sekali panen, namun karena pengaruh musim kering prosuksi hanya 50 kilogram.
Namun, secara umum kualitas Kakao lebih meningkat karena ketersediaan sinar matahari yang membuat biji Kakao lebih cepat kering dengan kadar air sesuai permintaan pengumpul.
Saat ini harga Kakao di tingkat pengumpul besar hasil bumi mencapai Rp24.000 sampai Rp25.000 per kg, sedangkan biasanya hanya Rp22.000 per kg.
Berdasarkan data dari Dinas Perkebunan Kabupaten Lampung Selatan, luas perkebunan Kakao di daerah itu mencapai 13.190 hektare dengan produksi 6.907 ton per tahun yang bersentra di Kecamatan Katibung, Kalianda, Rajabasa, Bakauheni dan Penengahan. (oca)