JAKARTA, CITRAINDONESIA.COM- Harga gula internasional tinggi. Kini dikisaran US$730/ton FOB (free on board). Ini bikin galau importirnya.
“Harga sedang tinggi, US$ 717- US$ 730 per ton FOB (free on board). Kalau mau masuk Indonesia, kita harus tambah biaya lagi US$ 50- US$ 70 per ton,†kata Adig Suwandi, di Kementerian Perdagangan hari ini.
Akibatnya perusahaan importer terdaftar gula (IT) Kemendag, enggan merealisasikan kuota impornya.
Seperti PTPN XI misalnya. BUMN ini belum merealisasikan impor gula 90.000 ton, meskipun telah mengantongi izin.
“Kalau dibeli diharga itu, mau dijual berapa di Indonesia? PTPN XI rugi,” ujarnya beralasan.
Berbeda dengan Adig Suwandi. Ketua umum Asosiasi Pengusaha Gula dan Terigu Indonesia (Apegti) Natsir Mansyur menyatakan mitra kerja importir produsen gula telah membeli gula kristal putih secara diam-diam September 2010 dengan harga US$ 530-US$ 560 per ton.
“Alasan klasik para importir yang ditunjuk pemerintah, mengatakan tidak bisa membeli gula karena harga sedang tinggi. Lalu ngakunya membeli gula ketika harga semakin tinggi. Padahal sebenarnya kebutuhan gulanya sudah ditutup ketika harga masih rendah,” tutur Natsir.
Natsir memprediksi lonjakan harga gula September ini kelevelUS$ 800- US$ 850 per ton pada Desember 2010.
“Kalau pengusaha beralasan tidak bisa membeli gula sekarang, menunggu harga turun, mimpi saja mereka. Mana bisa harga turun kalau supply kurang dan demand tinggi begini,” katanya. (friz)