Jakarta (Citra Indonesia): INGAT  film Ayat-Ayat Cinta dan Ketika Cinta Bertasbih yang sukses di layar lebar?
Film dua kisah yang diangkat dari novel laris dengan judul yang sama  karya Habiburrahman El Shirazy.
Kini kang Abik begitu panggilan akrab sang novelis ini, langsung membesut sendiri kisah novelnya ke film bioskop, dengan judul sama, Dalam Mirhab Cinta  (DMC), yang baru saja usai suting selama 31 hari.
Akankah karya perdananya ini mendulang sukses seperti film lainnya di layar lebar?
“Harapan saya seperti itu. Meski ini karya perdana saya sebagai sutradara, Saya ingin film ini diterima masyarakat dan bisa sukses seperti dua film yang diangkat dari novel saya, “ujar Abik pada Citra Indonesia.com di Jakarta, Jumat sore (5/11/2010).
Abik yang juga dikenal sebagai Dai, meski sebagai sutradara sebelumnya pernah dilakoninya saat masih aktif berteater, ia banyak dapat pelajaran dari pekerjaan barunya ini.
“Kalau nulis apa yang kita garap kita kerjakan sendiri. Sementara kalau menyutradarai film, kita harus bekerja secara kolektif dan itu tak mudah  awalnya,” sungutnya.
“Sebab, kita harus bisa memahami karakter rekan kerja kita, mulai dari kru hingga para pemain. Belum lagi berkejaran dengan waktu yang harus disepakati sesuai target dan cuaca yang suka berubah. Semua itu punya tantangan tersendiri buat saya dan saya dapat pelajaran berharga dari sini,” sambungnya.
Ia pun merasa beruntung ketika di tengah jalan di lokasi suting ada persoalan, Abik langsung bertanya dengan guru besarnya, sutradara handal Chaerul Umam yang selalu punya waktu untuk berbagi ilmu soal dunia film.
“Kalau ada masalah saya biasanya selalu berdiskusi dengan guru besar saya. Alhamdulillah beliau selalu kasih jalan ke luarnya,” ungkap pria jebolan Al Azhar University, Cairo.
Ditanya soal kelebihan film DMC yang akan diputar di bioskop medio Desember mendatang, hingga dia yakin filmnya akan laku. Abik punya alasan tersendiri.
“Yang membuat saya optimis film ini akan disukai penonton, karena cerita yang ditampilkan lebih menarik dan lebih kental kisah lokalnya,” ujanya berdali. (him)