JAKARTA, CITRAINDONESIA.COM- Cabai itu memang pedas. Harganya pun pedas. Ini membuat menteri- menteri bidang perekonomian pusing tujuh keliling mengatasi lonjakan harganya yang sempat menembus Rp90.000/kg.
Melonjaknya harga cabai akhir-akhir ini memang betul-betul membuat susah pemerintah. Menteri Perdagangan, Mari Elka Pangestu, di Kementerian Kordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, kamis (6/1/2011) mengakui mengenai kesulitan yang dialami pemerintah mengendalikan harga cabai.
“Untuk cabai, susah. Tidak banyak yang bisa kita lakukan,†ungkap Mendag Mari Elka Pangestu kepada wartawan.
Kesulitan menjaga stabilitas harga cabai ini menurutnya, lagi- lagi soal klasik. Karena faktor anomaly cuaca yang benar-benar sangat menganggu produksi dan distribusi komoditas ini.
Akibat curah hujan yang tinggi, kerusakan terjadi terhadap produksi yang disebut- sebut dikarenakan serangan hama dan cuaca.
Mari menjelaskan fokus pemerintah saat ini adalah bagaimana agar tidak ada gangguan distribusi cabai itu sendiri.
“Beberapa hal mengenai cabai. Dari aspek produksi ada di Kementerian Pertanian, menjaga dari penyakit, supaya tidak busuk, tidak kena hujan, menanam benih, menjaga ketahanan dan mendorong menanam cabai di halaman masing-masing,†tangkis Mendag.
Terkait mengenai mandiri menanam cabai di halaman rumah maing-masing, Mendag mengakui dirinya sendiri telah melakukan hal ini.
Dia melanjutkan, “saya sudah menanam cabai di perkarangan saya ada 200 pohon cabai di dalam pot,†jelasnya.
Sebelumnya, Menko Perekonomian, Hatta Rajasa juga mengatakan pemerintah sendiri tidak bisa berbuat banyak dengan kenaikan harga cabai tersebut dan sepertinya angkat tangan dengan kenaikan harga cabai yang tiap hari terus mengalami kenaikan.
Hatta Radjasa mengaku, kalau kenaikan harga cabai yang sangat tinggi (tembus Rp90 ribu hingga Rp100 ribu/kg) tersebut dipengaruhi oleh cuaca ekstrim yang melanda Indonesia dan belahan dunia lain.
“Saya kira cuaca tidak menentu atau cuaca ekstrim mempengarui dari distribusi sampai produksinya para petani. Produksinya kurang. Kita tidak bisa intervensi seperti operasi seperti beras, minyak. Inikan tidak bisa cabe kering atau apa?,” ujar Hatta saat ditemui di Istana Wakil Presiden seusai mengikuti rapat Transportasi Jakarta, Rabu (5/1 2011).
Untuk tahun-tahun mendatang guna mengantisipasi kenaikan harga cabe terutama adanya cuaca ekstrim, bersama menteri pertanian, kata Hatta, pemerintah akan melakukan langkah-langkah konkrit guna menemukan solusi untuk meningkatkan produksi cabe.
“Intinya kita harus meningkatkan produksi dan kami sudah berkoordinasi dengan Menteri Pertanian untuk bisa meningkatkan produksi cabai entah seperti apa ke depan nanti, walaupaun ada cuaca ektrim tapi produksi tetap tinggi itu filosofinya,” jelasnya.
Hal senada juga diutarakan Direktur Sembako dan Barang Strategis Kementerian Perdagangan (Kemendag), Â Jimmy Bella, di Jakarta, Selasa (4/1/2011), bahwa pemerintah pusat andalkan surplus produksi cabai di daerah untuk mencukupi kebutuhan dan menurunkan harga cabai yang kian hari semakin menyulitkan perekonomian masyarakat khususnya berpenghasilan rendah.
“Kami tidak bisa berbuat apa-apa. Kami hanya mendorong agar pemda yang daerahnya surplus mau melempar produksinya ke Jawa,†jelasnya. (friz)