JAKARTA, CITRAINDONESIA.COM- Hasil panen merosot. Meleset dari jumlah perkiraan sebelumnya. Karenanya harga jagung berjangka di CBOT (Chicago Board of Trade) naik (14/9/2011) waktu setempat.
Dikutif dari Bappebti, Kamis (15/9/2011), produksi Jagung tahun 2011 yang dikeluarkan Departemen Pertanian AS menyebutkan produksi tahun ini turun 57 juta bushel menjadi 12,497 miliar bushel jika dibandingkan pada produksi tahun lalu.
Selain itu, kenaikan harga Jagung juga disebabkan oleh adanya pengaruh dari imbas kenaikan harga minyak mentah yang memicu spekulasi kenaikan kebutuhan Jagung sebagai bahan bakuethanol.
Harga Jagung berjangka untuk penyerahan September 2011 ditutup pada level harga US$713 per bushel atau menguat sebesar 3,6 poin.
Sementara itu, harga Jagung pipilan pada tingkat pengecer di Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) stabil pada level harga Rp4.000 perkilogram.
Jagung pipilan kering saat ini masih dipasok dari Kabupaten Muna dan Konawe yang merupakan sentra penghasil Jagung di Sultra.
Persediaan Jagung produksi lokal belum cukup untuk memenuhi usaha penggilingan dan permintaan ternak di daerah ini dan baru mampu memenuhi kebutuhan perorangan untuk dikonsumsi sehingga harus dipasok dari luar Sultra.
Harga Jagung pipilan kering di Bengkulu juga tergolong tinggi. Harga Jagung berada pada level harga Rp5.000 per kilogram.
Produksi Jagung lokal itu antara lain Kabupaten Rejang Lebong, Kepahiang, Kota Bengkulu dari Teluk Sepang, Bengkulu Utara dan Kabupaten Bengkulu Selatan, namun panenan tidak maksimal akibat pengaruh cuaca. (linda)