MEDAN, CITRAINDONESIA.COM-Â Harga ekspor Karet alam Indonesia termasuk Sumatera Utara, anjlok ke level US$4,53 per kilogram dari sebelumnya 5,67 dolar AS. Akibat aksi spekulan melepas stok besar-besaran di pasar internasional.
“Pelepasan stok akibat kepanikan pelaku pasar melihat tren harga yang terus menguat. Harga ekspor yang turun itu mempengaruhi harga bokar (bahan olah karet) di pasar lokal Sumut. Harga sekarang Rp35 ribu per kg, sebelumnya Rp42 ribuan,” kata Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut Edy Irwansyah, tadi malam.
Tren harga yang terus menguat membuat pengusaha khawatir harga bisa jatuh tiba-tiba, sehingga para spekulan yang mempunyai stok banyak akhirnya mengambil langkah melepas stoknya.
“Banyaknya karet di pasar membuat harga turun,” katanya. Dugaan bahwa aksi pelepasan stok karet alam itu yang membuat harga jatuh mengacu pada tidak adanya alasan fundamental yang membuat penurunan harga komoditas itu, kata Edy.
Harga minyak bumi, misalnya, masih tinggi, produksi dan pasokan juga stabil. “Tidak ada faktor fundamental yang membuat harga bisa jatuh seperti dewasa ini, kecuali memang karena adanya aksi pelepasan stok yang memicu harga langsung turun signifikan,” katanya.
Dia mengakui, penurunan harga karet alam di pasar membuat bingung para pelaku karet alam. Apalagi, kata dia, pada harga penutupan di Bursa Singapura pada 8 Maret 2011 harga semakin menurun untuk pengapalan Mei dan Juni.
Harga untuk pengapalan April US$4,53 per kg, maka untuk Mei dan Juni harga turun lagi menjadi US$4,51 per kg. Dibandingkan harga penutupan 7 Januari 2011 yang masih sebesar US$5,675 per kg, harga penutupan 8 Maret sudah sangat jauh turun, katanya.
Kabid Statitsik Produksi Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut Erwin Said mengatakan nilai ekspor karet alam Sumut pada Januari 2011 masih naik tajam 85,78 persen dibandingkan periode sama tahun lalu atau mencapai 288,861 juta dolar AS.
Nilai ekspor itu bahkan naik juga dibanding realisasi Desember 2010 yang masih US$261,552 juta. “Kalau harga turun hingga bulan berikutnya devisa dari karet menurun, karena Januari lalu nilai ekspor yang meningkat itu cenderung dipicu karena harga jual yang mahal,” katanya.
Tahun lalu, nilai ekspor karet dan barang dari karet Sumut naik signifikan sebesar 102 persen dari tahun 2009 atau mencapai 2,391 miliar dolar AS.
Nilai ekspor karet dan barang dari karet itu memberikan kontribusi terbesar kedua dalam devisa Sumut setelah lemak dan minyak hewan/nabati, dimana tujuan ekspor terbesar antara lain ke China dan Amerika Serikat. (hamdan)