JAKARTA, CITRAINDONESIA.COM- Harga karet di bursa Tokyo Commodity kembali menguat dalam empat hari terakhir setelah mengalami penurunan diangka terendahnya ¥ 335 per kilo gram selama empat bulan terakhir.
Menurut data Beppebti (kemendag), harga karet kembali menguat setelah Thailand, Indonesia dan Malaysia sebagai eksportir karet dunia akan menunda ekspor jika harga karet terus turun.
Harga Karet RSS3 untuk penyerahan Maret 2011 di TOCOM ditutup pada level harga ¥440 per kg dari harga sebelumnya ¥411 per kg.
Harga Karet RSS3 yang diperdagangkan di SICOM (Singapore Commodity Exchange) juga menguat. Harga Karet berjangka untuk penyerahan April 2011 ditutup pada level harga Usc557,3 per kg dari harga sebelumnya Usc524,9 per kg.
Di Indonesia, produsen karet terbesar kedua dunia, akan meningkatkan produksi dengan lebih dari 20 persen menjadi 3,6 juta ton pada 2015.
Sementara itu, Gabungan Perusahaan Karet Indonesia Kalimantan Barat membidik sejumlah negara baru untuk ekspor karet guna memperluas peluang pasar.
Tujuan utama ekspor karet Kalbar yakni China, Amerika Serikat dan Jepang dan wilayah pasar baru yang akan dimasuki adalah Timur Tengah dan Amerika Latin.
Total produksi Karet pada tahun 2010 sebanyak 207.059 ton, lebih tinggi dibanding 2009 sebanyak 117.513 ton. Sedangkan selama Januari-Februari 2011 sebanyak 37.579 ton, atau rata-rata produksi 18.790 ton. Naik dibanding periode yang sama tahun lalu, 21.915 ton, atau rata-rata 10.958 ton.
Saat ini ada kecenderungan penurunan harga karet. Dua bulan lalu, harga karet dengan kadar kering 100 persen mampu mencapai Rp 40.000 per kilogram. Namun kini harga terus menurun, akhir minggu lalu berada pada level harga Rp 25.000 per kilogram.
Yang jelas, penurunan harga ini bukan pengaruh langsung dari dampak gempa dan tsunami di Jepang namun karena permintaan turun. (ling)