Mesir (Citra Indonesia): Presiden Mesir Hosni Mubarak masih saja ngeyel. Bersilat lidah. Mencoba untuk bertahan, bak sebuah judul lagu mempertahankan kekuasannya yang sudah bau sangit. Dituduh diktator.
“Lengserlah kawan. Kami sudah muak ulahmu. Memperkaya diri sendiri,’ kata para demonstrans jalanan.
Sebelumnya Harian Aljazair, Alkhabar, seperti dimuat ulang oleh JP News, melansir kekayaan keluarga Hosni Mubarak mencapai US$40 miliar atau sekitar Rp360 triliun.
Kekayaan ini disimpan di beberapa rekening dan properti seperti di Amerika Serikat, Swiss, Inggris, dan Jerman.
Dunia menyatakan keprihatinan atas gelombang aksi penolakan terhadap dirinya. Isu korupsi, mahalnya harga kebutuhan, telah menyeruak memicu ketidakpercayaan rakyat kepada kepemimpinannya.
Atas penolakan itu, Hosni Mubarak malah menawarkan diri untuk bertemu dengan semua partai politik untuk menyapakan persepsi demi masa depan Mesir. Namun kata dia, ada kekuatan politik tertentu yang menolak dialog.
“Dengan setulus hati, tanpa pengaruh dari situasi sekarang, saya memang tidak pernah berniat mencalonkan diri kembali untuk menjadi presiden.”
Dalam pidato di televisi milik pemerintah tampaknya bertujuan mengatasi aksi demonstrasi massal menuntut pengunduran dirinya presiden.
Mubarak mengatakan dia akan menghabiskan masa jabatannya agar terjadi penyerahan kekuasaan secara damai.
“Saya menyelesaikan masa jabatan saya untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan agar terjadi penyerahan kekuasaan secara damai.” ujarnya dengan menjanjikan perubahan Undang-Undang Dasar yang akan membatasi masa jabatan presiden.
Seperti dukutif dari BBC, ini adalah aksi demonstrasi terbesar sejak aksi protes dimulai munggu lalu. Warga yang berkumpul di Lapangan Tahrir, Kairo, bersorak gembira setelah mendengar pidato presiden itu.
Presiden Mubarak juga mengkritik aksi protes dengan mengatakan aksi yang dimulai secara damai berubah menjadi peristiwa penuh kekerasan dengan kendali pihak-pihak tertentu. (roslinda/bbc)