Jakarta (Citra Indonesia): Sekjen Kemenperin Ansari Bukhari menyanyangkan minimnya tenaga kerja terampil  di sektor alas kaki atau sepatu- sandal. Padahal industri ini mampu menyerap tenaga kerja yang banyak.
“Saat ini pelatihan yang kami lakukan baru sebatas kepada trainer. Artinya kami tidak bisa memberikan pelatihan langsung kepada buruh karena keterbatasan,†jelasnya kepada wartawan.
Seperti diketahui investasi untuk industri alas kaki ini mencapai US$ 500 juta dan sedikitnya akan menyerap 110 ribu tenaga kerja dari 22 investor yang ada.
“Coba anda bayangkan setiap pabrik dapat menyerap antara 3 ribu hingga 5 ribu tenaga kerja. Industri padat karya ini harus mendapatkan perhatian,†pungkasnya.
Ekspor alas kaki Indonesia di 2010 mencapai US$2,1 miliar dan akan tumbuh 5 sampai 10 persen di 2011. “Untuk mencapai target ekspor US$3 miliar di 2014, maka kapasitas produksi harus meningkat 50 persen. Saat ini baru 2 miliar pasang alas kaki per tahunnya”, jelasnya.
Sebuah pertanyaan besar yang sekarang harus di pecahkan adalah, apakah industri padat karya ini harus stag gara- gara ketidakharmonisan antar lembaga (ego sektoral) dalam hal pelatihan pekerja SDM agar berkualitas sebagaimana dibutuhkan sektor alas kaki.
Kemudian tersedia banyak dana pelatihan. Namun pelatihan belum sepenuhnya menyentuh hal krusial. (iskandar)