Jakarta (Citra Indonesia): Isu tari perut yang membelit anggota Badan Kehormatan (BK DPR RI) kian memanas. Bahkan mengarah kekonflik personal.
Kasus tersebut berawal dari kunjungan kerja sejumlah anggota BK DPR kunjungan kerja ke Yunani, kemarin. Di mana, orang tertentu menuduh mereka plesiran dari Yunan ke Turki untuk menonton tari perut di suatu tempat.
“Isu memang menyakitkan. Mereka yang berangkat studi banding ke Yunani merasa nista. Saya sih tau siapa yang menebar isu. Tapi nggak perlulah. yang jelas itulah yang mengakibatkan konflik personal di BK DPR,” tegas Ketua DPR RI Marzuki Alie, di Jakarta, Selasa (23/11/2010).
Ia juga mengatakan tuduhan orang tertentu kepada sejumlah anggota BK keluar malam dari hotel untuk nonton tari perut di salah satu tempat hiburan di Turki, kurang masuk akal.
Pasalnya, para anggota yang kebetulan berangkat ke Yunani adalah mereka yang sudah sepuh, senior dan bukan orang sembarangan.
“Saya bukan mau membela. Mereka yang berangkat juga para senior. Sudah sepuh, usianya 60-an tahun. Ada mantan jenderal, ada mantan Bupati. Mereka orang- orang terpandang. jadi tak mungkin mereka melakukan tindakan seperti itu,” pungkas Marzuki Alie.
Anggota BK DPR, kata dia, juga melaporkan perjalanan mereka setiap hari.
“Mereka selalu melaporkan apa yang mereka kerjakan. Nah itu dia, laporan yang masuk ke kami malam itu adalah mereka keluar hotel mau makan. Bukan mau nonton tari perut. Soal penundaan pesawat pulang ke Indonesia juga. Itu tidak benar dan tidak mudah menunda pesawat di luar negeri,”.
Karenanya marzuki Alie mengharapkan dalam pertemuan pimpinan DPR hari ini, bisa mencari solusi yang terbaik sehingga konflik personal itu berakhir. (adams)