Medan (Citra Indonesia): Kinerja ekspor Indonesis ke Iran terus meningkat, dan surplus cukup signifikan.
Karenanya dengan Indonesia- Iran, pembentukan CTEP, diharapkan mendorong pertumbuhan perdagangan dan investasi di amsa mendatang.
Trend perdagangan kedua negara 5 tahun terakhir ini terus membaik dan surplus besar.
Periode 2005-2009 misalnya, Â sebesar 29,4%. Total perdagangan Indonesia- Iran yang tertinggi pada tahun 2008 mencapai US$ 975,3 juta dan tahun 2009 menurun menjadi US$ 863,2 juta.
Ekspor Indonesia ke Iran pada tahun 2005 mencapai US$ 289 juta, maka tahun 2009 telah mencapai US$ 506,9 juta atau tumbuh rata-rata 21%. Untuk 7 bulan pertama 2010, ekspor Indonesia mencapai US$ 223 juta. Ekspor Indonesia ke Iran keseluruhannya adalah non minyak dan gas.
Sementara itu impor Indonesia dari Iran pada tahun 2005 bernilai US$ 79,2 juta dan tahun 2009 meningkat menjadi US$ 356 juta atau tumbuh sekitar 51%. Peningkatan tersebut disebabkan karena tingginya impor Crude Oil. Dalam 7 bulan pertama 2010, impor bernilai US$ 297,9 juta.
Secara keseluruhan neraca perdagangan kedua negara terlihat surplus bagi Indonesia. Diyakini bahwa angka-angka perdagangan tersebut belum mencerminkan potensi yang ada dikedua negara dan bila dapat dilakukan kerjasama yang lebih erat maka diperkirakan nilai perdagangan akan dapat ditingkatkan lagi.
Produk utama ekspor Indonesia ke Iran antara lain adalah: palm oil, pipa baja, baja, kertas, karet, electronic products, ban kendaraan, kayu dan produk kayu, coffee, tea, pakaian jadi, ikan.
Sedangkan impor utama Indonesia dari Iran adalah antara lain hydrocarbon, fertilizers, bitumen and asphalt, unwrought aluminium, gypsum, synthetic rubber, dates, etc.
“Kedua pihak akan melanjutkan pembahasan dan diharapkan dapat diselesaikan pada akhir tahun 2011. Dian diharapkan PTA dapat diberlakukan Januari 2012,†kata Gusmardi Bustami, Dirjen Kerjasama Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan. (Friz)