JAKARTA, CITRAINDONESIA.COM- Belum jelas nasib kelanjutan master agreement/ MA PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) RI- Konsorsium Jepang (Nippon Asahan Aluminium/NAA) yang akan berakhir 31 Oktober 2013.
“Masih akan dibicarakan antara kedua belah pihak pada 18 Februari 2011,” kata Menteri Perindustrian MS Hidayat kepada wartawan di Kemenperin, Senin (7/2/2011).
MS Hidayat menambahkan, berdasarkan masukan dari Wakil Presiden Boediono bahwa PT Inalum sepenuhnya dikuasai oleh negara. “Tapi melalui tender terbuka,” lanjutnya.
Negosiasi ini sebenarnya sudah berlarut- larut sejak tahun lalu. Namun tak kunjung jelas apakah akan diperpanjang kontrak kerjasamanya atau dihentikan 2013.
Lucunya, bahwa dalam rapat koordinasi di Kemenperin hari ini, seharusnya dihadiri oleh instansi terkait. Namun mereka tidak datang memenuhi undangan tersebut.
Di situlah jelas kelihatan bahwa pejabat negeri ini “egosektoral dan minim komitmen” mengelola kekayaan negara.
Padahal nilai ekspor aluminium terdongkarak 33 kali lipat pada Juli 2010 jika dibanding periode serupa yakni Juli 2009. Peningkatan ekspor aluminium tersebut disebabkan naiknya permintaan dari Jepang saat bulan Juli.
Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara (Sumut), ekspor aluminium naik sebesar 3.275,47%. Nilai ekspor barang dengan nomor HS 76 itu tercatat pada Juni 2010 sebesar US$1.125.000, Juli mencapai US$37.974.000. (iskandar)