JAKARTA, CITRAINDONESIA.COM- Kisruh di tubuh juri Festival Film Indonesia (FFI) 2010 di Batam (Kepri) benar-benar memalukan dan mencoreng wajah insan perfilman nasional.
Aktor Tio Pakusadewo mengaku prihatin dengan kejadian ini. Karenanya Tio mengusulkan supaya sistem penjurian harus dirombak total sehingga kasus serupa tidak terulamng kembali.
“Sistem penjurian yang ada sekarang banyak kelemahannya dan itu harus dirombak total,” kata Tio pada wartawan hari Minggu (27/11) pagi kemarin di Batam yang datang untuk menghadiri acara pembacaan daptar nomine FFI 2010
“Para pekerja film tak perlu dilibatkan sebagai juri. Mereka tugasnya cukup membuat film dan bermain film. Lalu memberikan aturan buat siapa yang jadi juri. Dan,para juri sebaiknya diisi dari masyarakat berbagai profesi. Dengan begitu kekisruhan seperti ini tidak akan terulang lagi,” papar Tio panjang lebar.
Kasus ini sebetulnya hanya persoalan sederhana saja. Tepatnya jelang pengumuman daptar pembacaan nomine film panjangan akan diumumkan, ada perbedaan pendapat antara tim Komite Seleksi dan Dewan Juri.
Pasalnya, tim Dewan juri mengusulkan Film terlaris 2010, Sang Pencerah dimasukan tim Komite Seleksi untuk dinilai dari 10 film yang telah lolos seleksi. Keinginan itu tentu saja ditolak tim Komite Seleksi.
Sementara alasan Dewan Juri mengapa usulan Sang Pencerah harus masuk, karena masih sesuai salah satu aturan yang ada di buku pedoman FFI 2010.
Akibat menemui jalan buntu, akhirnya pembacaan daptar Nomime film panjang pada hari Minggu ( 28/11) yang digelar di kawasan wisata Okarina-Batam batal dimumkan. Panitia akhirnya hanya mengumumkan daptar nomine film pendek dan film dokumenter.
Dengan terjadinya peristiwa yang telah mencoreng perfilman nasional, yang dikabarkan telah menghabiskan dana Rp 4 Milyar, Alex Sihar Wakil Ketua FFI mengatakan di hari yang sama pada wartawan akan mengumumkan nomine daptar film panjang pada 3 Desember mendatang.
“Kami mohon maaf atas kejadian ini, khususnya buat masyarakat Batam dan masyarakat luas pada umumnya,” kata Alex.
“Kita akan selesaikan persoalan ini secepatnya lewat sidang pleno. Karena baik tim Komite Seleksi dan Dewan Juri telah menyerahkan ke Komite FFI apapun keputusannya nanti,” sambung Deddy Mizwar selaku pengarah dan penasehat FFI 2010.
Jika hal ini tetap menemui jalan buntu, Deddy mengatakan akan mengambil alih persoalan ini. “Kalau tetap menemui jalan buntu, kita akan ambil alih. Kita ganti mereka yang terlibat di dalammnya. Apalagi kalau hasil kerja mereka tidak memuaskan,” tegas Deddy yang berkali-kali menyatakan permohon maafnya pada wartawan dan masyarakat akibat buruknya kerja orang-orang yang terlibat di FFI 2010. (him)