JAKARTA, CITRAINDONESIA.COM-Â Kasus disegelnya puluhan ribu ton garam impor asal India di Belawan dan Pelabuhan Ciwandan, Banten, tengah dikoordinasikan di Kementerian Koordinator Perekonomian.
“Isu ini sudah dikoordinasikan dengan Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian. Jadi kita tungu sajalah hasilnya,†kata Menteri Perdagangan Mari Pangestu, Senin (5/9/2011) menjawab pertanyaan wartawan dalam jumpers terkait tindakan tegas Kementerian Perikanan dan Kelautan menyegel puluhan ribu ton garam impor asal India baru- baru ini.
Seperti diketahui Menteri Perikanan dan Kelautan Fadel Muhammad, Senin (5/9/2011) di secara terpisah mengklaim penyegelan Garam impor sebanyak 29.050 ton oleh Bea Cukai di Pelabuhan Belawan, Sumatera Utara untuk menjaga stabilitas harga garam di dalam negeri.
Garam yang impor oleh PT. Garindo Sejahtera Abadi tersebut memang sesuai manifes yang didatangkan dari India menggunakan Kapal MV Good Princess. Penyegelan dilakukan sejak garam dibongkar dari kapal hingga masuk ke gudang penampungan.
Garam impor tersebut telah didistribusikan ke lima gudang penampungan perusahaan yang semuanya berada di Medan, yaitu: (1) Gudang 88 Mabar sebanyak 2.555,27 ton; (2) Gudang Kota Bangun sebanyak 5.968,71 ton; (3) Gudang KIM 3 sebanyak 3.004,46 ton; (4) Gudang KIM 1 sebanyak 8.632,50 ton; dan (5) Gudang Bahari sebanyak 8714,30 ton.
“Baru-baru ini di Belawan itu tanggal 27 Agustus, baru berapa hari lalu, mereka belum bongkar masih takut sama kita. apa kita mau boikot atau kita segel lagi. Kita masih mengatakan bahwa kita tidak ada komprimilah,” kata Menteri Kelautan dan Perikanan, Fadel Muhammad dalam konferensi pers di Kantornya, Jakarta, Senin (5/9/2011).
Sebelumnya pihaknya mendapatkan informasi bahwa pada tanggal 27 Agustus, kapal MV Banglar Umri asal India membawa garam sebanyak 14 ribu ton yang diimpor noleh PT Pagarin. Menurut keterangan yang diterima KKP bahwa garam ini ditujukan untuk garam industri.
Lebih lanjut Fadel menjelaskan, selama Juli – Agustus 2011, terjadi importasi garam dan masuk termasuk yang di Pelabuhan Belawan menjadi awal polemik garam antara KKP dan Kementerian Perdagangan.
Di mana 15 Juli, Kapal MV Shining Pescadores asal India membawa garam sebanyak 8 ribu ton yang dimpor oleh PT Budiono Madura Bangun Persada. garam tersebut disimpan di dua gudang, yaitu Gudang Mabar 88 dan Kota Bangun KM. 11 dan keseluruhan garam yang diimpor telah diselesai dibongkar.
Kemudian 27 Juli, Kapal MV Good Princes asal India sebanyak 29.050 ton dari India yang diimpor oleh PT Garindo Sejahtera Abadi masuk pertama kali di Pelabuhan Belawan.
Fadel tegas mengatakan bahwa masuknya garam impor tersebut terlambat sehingga berbenturan dengan panen raya garam di dalam negeri. Padahal, kebijakan importasi garam telah diatur oleh Permendag, yakni satu bulan sebelum dan dua bulan sesudah panen raya, serta telah ditetapkan batas impor adalah tanggal 31 Juli 2011.
Kata dia, dampak negatif yang dirasakan masyarakat petambak garam dari adanya garam import yang datangnya bersamaan dengan panen raya adalah jatuhnya harga garam di dalam negeri sehingga akan mengganggu kesejahteraan petambak garam secara keseluruhan.
Dikatakannya, bahwa Kebutuhan garam nasional tahun 2011 telah disepakati oleh empat Kementerian, yaitu Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, dan KKP, dibawah koordinasi Kantor Menko Perekonomian.
Kebutuhan garam nasional yang disepakati untuk tahun ini adalah sebesar 3,4 juta ton, terdiri dari kebutuhan garam konsumsi sebesar 1,6 juta ton dan garam industri sebesar 1,8 juta ton. Sementara itu, perkiraan produksi garam dalam negeri tahun 2011 adalah sebesar 1,4 juta ton, sehingga telah disepakati bahwa importasi tahun ini adalah sebesar 2 juta ton, terdiri dari import garam untuk konsumsi sebesar 200 ribu ton dan impor garam industri sebesar 1,8 juta ton.
Dijelaskan Fadel, bahwa ada perbedaan dalam penghitungan, saat itu, dalam menghitung garam untuk industri. “Mereka (kementerian Perdagangan) mengatakan garam yang dibutuhkan buat ikannya pak Fadel 500 ribu ton. Kita cek itu tidak benar. Kita yang tahu kebutuhan kita,” terangnya. (friz/olo)