Jakarta (Citra Indonesia): Total kekayaan orang Indonesia tumbuh lima kali lipat dalam satu dasawarsa.
Terakhir nilai kekayaannya mencapai 1,8 triliun dolar AS pada 2010 dan angka tersebut akan naik lagi dua kali lipat menjadi tiga triliun dolar pada 2015.
Siaran pers The Credit Suisse yang diterima di Jakarta, kemarin menyebutkan kekayaan rata-rata orang dewasa di Indonesia juga melesat 384 persen sejak tahun 2000 menjadi 12.112 dolar yang merupakan pertumbuhan tercepat di Asia Pasifik dan tertinggi keempat di dunia.
Lebih dari 90 persen kekayaan rumah tangga di Indonesia adalah aset nonfinansial, terutama properti. Aset finansial hanya menyumbang kurang dari 10 persen selama satu dekade terakhir.
Dari total populasi, sekitar 20 persen penduduknya berada di bagian tengah piramida kekayaan (dengan rata-rata kekayaan berkisar dari 10.000-100.000 dolar) dan mayoritas penduduk memiliki kekayaan di bawah 10.000 per orang dewasa.
Laporan tersebut juga menunjukkan, bahwa kekayaan global yang dimiliki 4,4 miliar orang dewasa telah bertumbuh 72 persen sejak 2000 dan mencapai 195 triliun dolar.
Dunia
Didorong oleh ekspansi ekonomi di negara-negara berkembang, Credit Suisse Research Institute memperkirakan kekayaan global akan meningkat 61 persen menjadi 315 triliun dolar pada 2015.
Bagian tengah dari piramida kekayaan terdiri dari satu miliar penduduk dunia yang berdomisili di negara-negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia dan menguasai seperenam atau 32 triliun dolar dari kekayaan global.
Secara keseluruhan, hampir 60 persen atau 587 juta orang di bagian tengah piramida kekayaan berdomisili di Asia Pasifik . China tercatat sebagai negara penghasil orang kaya terbesar ketiga di dunia, hanya tertinggal dari Amerika Serikat dan Jepang, serta 35 persen di depan Perancis sebagai negara terkaya Eropa.
Credit Suisse Research Institusi optimis para warga kelas menengah, kekayaan tersebut memberikan keamanan finansial yang mereka butuhkan untuk menjadi konsumen baru yang terus menguat.
Disamping itu, kelas menengah juga dipercaya akan menggantikan rumah tangga di Amerika yang terlilit utang sebagai lokomotif pertumbuhan ekonomi global. (friz/ant/foto ilustrasi )