PRANCIS, CITRAINDONESIA.COM- Pemimpin senior Nato termasuk Presiden Prancis Nicolas Sarkozy dijadwalkan berkunjung ke Libia, pertama kali sejak Kolonel Muamar Gaddafi digulingkan.
Mereka akan membicaraan dengan Dewan Transisi Nasional, NTC, dan sejumlah tokoh anti Gaddafi. Sarkozy dikawal 160 aparat keamanan, dan sebagian besar berasal dari unit khusus anti kerusuhan, CRS.
Para pemimpin NATO itu akan tiba di Libia dan melanjutkan kunjungan ke Benghazi, yang dikuasai sepenuhnya oleh para kekuatan pendukung pemerintahan sementara. Di Benghazi rencananya mereka akan menyampaikan pidato di Lapangan Liberty.
Sebelumnya Ketua NTC, Mustafa Abdul Jalil, menjanjikan keamanan kepada para pemimpin dunia yang berkunjung ke Libia itu. “Kami mengatakan kepada para pemimpin untuk datang besok mereka akan selamat,” katanya.
Presiden Prancis akan ditemani oleh filsuf Bernard-Henri Levy, yang disebut-sebut banyak pengamat merupakan orang yang berada di belakang Sarkozy dalam mengambil keputusan terhadap Libia.
Dalam perkembangan lain Inggris telah mengedarkan rancangan resolusi kepada Dewan Keamanan PBB yang akan mengurangi pemberian sanksi PBB terhadap Libia.
Sementara itu Amerika Serikat mengatakan merasa terdorong dengan makin meningkatkan kendali NTC atas pasukan keamanan di Libia.
NATO melancarkan serangkaian serangan udara dibawah mandat PBB untuk melindungi masyarakat sipil Libia. (ling/bbc)