JAKARTA, CITRAINDONESIA.COM- Disayangkan. Praktek penyelundupan barang dagangan ke Indonesia kembali marak. Padahal, ketika Menteri Perdagangan mengeluarkan Permendag No.56/2008, unfair trade ini sempat fakum.
Namun entah apa penyebabnya. Unfair trade kambuh lagi penyakitnya. Apakah pengawasan petugas di lapangan yang lemah atau memang petugas setali tiga uang dengan oknum pemburu rente. Itulah yang belum jelas sampai sekarang.
Yang jelas, kini ada 2 Kontener HP BlackBerry dan Minuman Keras (Miras) diduga milik PT AUK tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Barang illegal ini sudah ditintjau Ketua DPR RI Marzuki Alie dan rombongan, Jumat (25/3/2011). Karena ada dugaan keterlibatan Wakil Ketua Komisi III DPR RI, dari Golkar, Aziz Samsuddin, sesuai laporan Indonesia Curroption Wach (ICW).
Selain HP BlackBerry dan Miras, kini ikan kembung impor illegal masih menumpuk di Pelabuhan Tanjung Priok dan pelabuhan daerah lainnya. Diusulkan re-eksport. Yang jelas, unfair trade merugikan negara.
Namun Ketua II Ginsi (Gabungan Importir Seluruh Indonesia) Erwin Taufan, kepada Citra Indonesia.Com, Minggu (27/3/2011) menegaskan bahwa anggota Ginsi tidak ada yang terlibat dalam kasus impor HP BlackBarry dan Miras tersebut.
“Tidak ada anggota Ginsi yang terlibat dalam kasus impor HP BlackBerry dan Miras. Itu importir nakal, dan bukan anggota kita,†tegas Erwin Taufan.
Mengenai masih banyaknya importir nakal, Ginsi, kata Erwin Taufan tidak bertanggung jawab atas praktek mereka. Karena bukan anggotanya. “Memang banyak importir nakal. Mereka itu importir umum (IU).
Tetapi kita selalu mengarahkan mereka biar berbisnis dengan benar. Ada yang mau dibina, tapi ada juga yang tidak mau. Nah mereka yang mau kita arahkan, akan kita bina dengan baik,†Erwin Taufan memaparkan.
Seperti diketahui, usai menutup Musyawarah Nasional ke IX Ginsi di Hotel JW Marriot Medan, akhir pekan lalu, Dirjen Perdagangan Luar Negeri Deddy Saleh mengimbau agar pengusaha anggota Ginsi berbisnis dengan benar sehingga tidak ada yang ditangkap atau di balcklist.
Sebab menurut Deddy Saleh bahwa Ginsi dan anggotanya harus menjadi mitra yang baik (mitra strategis) bagi pemerintah dalam mendorong program pembangunan dan pertumbuhan ekonomi nasional menghadapi era persaingan global.
“Ginsi itu adalah mitra strategis pemerintah. Makanya harus dipegang kepercayaan itu. Dan saya berharap jangan ada anggota Ginsi yang ditangkap atau di blacklist karena kementingan sesaat. Tetapi anggota Ginsi harus teguh dengan jiwa dan rasa nasionalisme untuk mendorong program pembangunan dan perekonomian kita di masa mendatang,†pinta Deddy Saleh. (olo)