Libia (Citra Indonesia.com): Pasukan pemerintah sementara Libia mengatakan pembicaraan dengan kelompok loyalis Gaddafi mengalami kebuntuan alias dead lock.
Salah seorang perunding dari kelompok anti-Gaddafi mengatakan kepada BBC, bahwa masyarakat sipil di kota Bani Walid tidak mau pindah dan dia mengkhawatirkan mereka akan terkena tembakan atau dijadikan tameng oleh pasukan Gaddafi.
Kota Bani Walid dikepung oleh pasukan anti-Gaddafi dari tiga sisi. Salah satu perunding, Abdullah Kenchil, mengatakan pasukan Gaddafi meminta agar pasukan pemerintah sementara memasuki kota tanpa membawa senjata.
Dia menambahkan perunding menyerahkan masalah itu kepada komandan militer. “Saya menyerahkan kepada komandan militer untuk memecahkan masalah.”
Sejumlah laporan mengatakan perundingan akan berlanjut dengan tokoh masyarakat, dan serangan militer tidak harus segera dilakukan.
“Orang-orang tidak dapat pergi ke pasar. Kami menyarankan kepada masyarakat agar tidak masuk dan meninggalkan kota,” kata Abdullah Kenchi.
Kenchil mengatakan: “Kami tidak ingin sesuatu terjadi terhadap seseorang di BaniWalid. Kami ingin datang dengan damai dan masyarakat akan aman, karena mereka dapat dijadikan tameng hidup atau sasaran balas dendam jika mereka tidak mendukung pasukan pro-Gaddafi.”
Dewan Transisi Nasional NTC mengatakan anak Gaddafi tewas dalam pertempuran di dekat Tripoli dan dimakamkan di dekat Bani Walid.
Sementara itu, Muhammad, anak Abdullah Senussi, juga tewas. Tidak ada keterangan detail tentang kematian.
Kota Bani Walid, berjarak sekitar 150 km dari Tripoli, dan merupakan salah satu dari empat kota yang masih dikuasai oleh pasukan Gaddafi, selain Jufra, Sabha, dan Sirte yang merupakan tempat kelahiran Gaddafi.
Ketua NTC Mustafa Abdel Jalil mengatakan benteng pertahanan pasukan pro-Gaddafi diberi bantuan kemanusiaan dan waktu untuk menyerah untuk menghindari pertumpahan darah. (ling/bbc)