Jakarta (Citra Indonesia.com): Beberapa stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) milik Petronas di Jabodetabek belakangan terlihat tutup. Karena mereka merugi dalam bisnis BBM.
Karena itu perusahaan berbendera Malaysia berencana memperluas jaringan bisnisnya di luar dari menjual BBM (fuel) yang selama ini digeluti. Demikian Ketua Umum Dealer Petronas Service Station, Jino Sugianto, kemarin.
Menurutnya secara bertahap SPBU-SPBU Petronas akan dilengkapi oleh fasilitas bisnis lain seperti minimarket, restoran, cucian mobil, cafe, laundry, dan lain-lain. Jino mengaku sebagian besar SPBU Petronas merugi atau hanya impas jika hanya mengandalkan penjualan BBM.
“Sebagian besar SPBU rugi, itu SPBU-nya saja, betul-betul rugi, biaya yang besar itu untuk tenaga kerja dan biaya listrik,” jelas Jino pekan lalu.
Dia mengatakan, jika ada SPBU yang sudah bisa menutup biaya operasional saja sudah bagus. Hal ini karena persaingan ketat di bisnis SPBU non subsidi sementara pasarnya terus berkurang karena disparitas harga BBM non subsidi dengan subsidi semakin melebar.
“Kita ingin memberdayakan bisnis non fuel, kalau di bisnis fuel saja harga sangat sensitif, profit tak bisa diharapkan dari fuel, tapi non fuel,” katanya.
Dia mencatat beberapa SPBU Petronas di Jabodetabek yang sedang melakukan renovasi antaralain SPBU Pondok Cabe, Ciputat, dan Bintaro. Jino menuturkan selama ini berdasarkan pengalaman proses renovasi di SPBU Petronas Lenteng Agung memakan waktu 9 bulan.
“Memakan waktu lama untuk pengosongan tangki saja perlu satu bulan karena uapnya harus dibuang,” katanya.
Jino menegaskan penutupan beberapa SPBU Petronas bukan karena tutup selama-lamanya tapi hanya sementara. Ia pun memastikan dari seluruh SPBU Petronas yang ada hingga kini tak ada yang tutup di luar dari kepentingan renovasi.
Kini jumlah SPBU Petronas di Jabodetabek dan Bandung ada 14 SPBU, sementara di Medan ada 4 SPBU. Sampai saat ini belum ada rencana penambahan lokasi SPBU baru Petronas. (linda)