JAKARTA, CITRAINDONESIA.COM- Venezuela memberlakukan keadaan darurat di tiga negara bagian setelah banjir menewaskan lebih dari 20 orang.
Banjir dan tanah longsor makin parah, Presiden Hugo Chavez meminta warga di kawasan rawan bencana di ibukota Karakas mengungsi.
Dengan mengenakan seragam militer, Presiden Chavez meminta warga tidak menunggu hingga malam, ketika hujan diramalkan akan makin deras.
Ia mengatakan Istana Presiden saat ini menampung sejumlah keluarga pengungsi.
Presiden juga meminta agar masyarakat mengikuti jejaknya untuk menampung warga lain yang kehilangan tempat tinggal.
Banjir juga membuat sekolah dan perguruan tinggi tutup. Pemerintah telah membangun tempat-tempat penampungan sementara di sejumlah gereja dan pangkalan militer.
Hujan belum mereda
Wartawan BBC di Karakas, Will Grant, mengatakan angka korban terus meningkat dan pemerintah semakin kewalahan menghadapi bencana.
Tim SAR menyelematkan beberapa keluarga yang terjebak banjir sementara bantuan yang disalurkan kepada para korban belum mencukupi.
Sejauh ini belum ada tanda-tanda hujan mereda.
Kantor meteorologi memperkirakan hujan lebat akan melanda sebagian besar wilayah Venezuela dalam 24 jam ke depan.
Pemerintah telah meminta warga yang tinggal di perkampungan kumuh dan di lereng-lereng bukit di ibukota untuk mengungsi.
Pada tahun 1999, terjadi bencana banjir dan tanah longsor di negara bagian Vargas yang menewaskan ribuan orang.
Badan penanggulangan bencana yang ketika itu menerima banjir kritik, kali ini ingin menunjukkan bahwa mereka telah mengambil pelajaran dari tragedi tersebut. (oca)