JAKARTA, CITRAINDONESIA.COM- Indonesia dan Cina berebut impor beras Vietnam dan Thailand. Cuaca mengancam krisis pangan (beras) di dua negara itu. Cina akan mengimpor beras 1 juta ton tahun ini mencukupi kebutuhannya.
â€Tak hanya kita yang rebutan, juga negara- negara lain seperti China rebutan beras. Tahun ini Cina akan impor 1 juta ton. Karenanya, kalau revisi PMK 241/PMK.011/2010 takkunjung selesai, kapan kita impor berasnya,†ungkap Sekjen GAPMMI Franky Sibarani di Kantor Kemendag, Jakarta semalam.
Sekedar diketahui, sbelumnya, Menteri Perdagangan Thailand Pornthiva Nakasai menyatakan, target ekspor beras Thailand tahun 2011 adalah antara 9 juta ton hingga 9,5 juta ton, dengan nilai sebesar US$ 5,3 miliar sampai US$ 5,4 miliar.
“Thailand targetkan ekspor beras antara 9 juta ton hingga 9,5 juta ton senilai US$ 5,3 miliar sampai US$ 5,4 miliar,†kata Thailand Pornthiva Nakasai, Senin (10/1/2011)
Menurut Franky, krisis pangan ini sudah masuk dalam fase krisis. Karenanya harus diperhatikan pemerintah. Terlebih sekarang terjadi kelangkaan beras dunia. Di mana Vietnam dan Thailand mengurangi volume ekspor berasnya karena cuaca ekstrim.
Ketika ditanya seberapa kritisnya harga pangan dunia? Franky menjawab: â€Sangat kritis sekali. Karena iklim global, musim dinginnya lebih panjang. Contoh di Korea. Dia (Korea) tidak pernah minusnya lebih dari 5 atau 7 derajat celsius. Sekarang minus 15 derajat celsius. Bisa dibayangkan bagimana pertanian mereka? Pasti sangat terganggu. Kalau kita tidak bisa mengantisipasi dalam bertransaksi terhadap kontrak global, ya tentu kita akan kalah,â€.
Ia juga mengatakan terganggunya pertaniannya akibat cuaca dingin, di sisi lain mereka butuh energi banyak sekali untuk penghangat. â€Dalam posisi seperti ini, posisi permintaan minyak bumi akan tinggi sekali seperti predisksi saya tahun 2008 mencapai 140/barel,â€.
â€Saya yakin ini pasti akan tembus, tinggal tunggu kapan momennya, apakah di Februari atau Maret. Kalau itu naik, maka substitusi terhadap minyak bumi mulai akan ketarik. Misalnya CPO, gula.
Di Brasil, lanjutnya, volume gula yang dipakai untuk etanol sebagai energi sudah besar. Oleh karen itu, otomatis yang untuk produk pangan berkurang volumenya. â€Nah kita rebutan disitu,†imbuhnya.
Ditambahkan Franky, bila revisi PMK 241/PMK.011/2010 cepat selesai dan bea masuknya (BM) dinolkan, maka diyakini Indonesia bisa cepat melakukan impor dan volumenya bisa diperbanyak.
Sebelumnya FAO mengatakan indeks harga makanan, seperti gandum, jagung, beras, minyak sayur, produk susu, gula dan daging, melonjak bulan lalu dari 214,7 poin hingga hampir 4,2 persen dari bulan November.
Kenaikan harga komoditas di pasar dunia membuat kemungkinan bahwa makanan impor akan mencapai rekor tinggi pada tahun 2011 bila dibandingkan dengan nilai impor tahun 2010 US$1000. (olo)