JAKARTA, CITRAINDONESIA.COM- Indonesia fokus Doha Round (putaran Doha) ketimbang berjibaku di kancah perdagangan bebas (Free Trade Area of the Asia-Pacific/FTAAP).
Salah satu alasannya adalah selain belum siap 100% terjun, juga masih banyak negara anggota APEC yang belum menyetujui FTAAC tersebut.
“APEC belum satu kesepakatan soal itu. Indonesia pun menganggap lebih bagus menyelesaikan Doha.Jadi kita jangan melompat ke Trans Pacific agreement,” kata Menko Perekonomian Hatta Radjasa di Jakarta, Kamis (18/11/2010).
Belum disetujuiinya FTAAP tersebut juga agar lebih fokus memberdayakan ekonomi di dalam negeri sehingga dapat mendorong daya saingnya.
Terlebih, kata dia, dalam kancah FTAAP ini, taruf bea masuk sejumlah produknya dipastikan menjadi nol persen. “Tarif nol persen seketika. Jadi kita harus perhatikan kepentingan nasional,” jelasnya.
Seperti diketahui perhelatan KTT APEC di Yokohama (Jepang) kemarin, pemimpin Jepang, Amerika Serikat, dan China sepakat memprioritaskan pembangunan perekonomian di kawasan Asia-Pasifik di masa mendatang.
Perdana Menteri Jepang Naoto Kan menjelaskan, keputusan pemerintahnya berkonsultasi dengan negara-negara lain tentang pakta perdagangan bebas trans-Pasifik atau TPP. Ia menekankan kebutuhan negeri Sakura untuk membuka pasar negara.
Presiden Cina Hu Jintao mengakui pandangan bahwa ekonomi Asia berkembang, termasuk Cina. Ia beranggapan Cina akan memainkan peran penting dalam perekonomian dunia.
Sedangkan Presiden AS Barack Obama menekankan pentingnya pembangunan ekonomi Asia bagi negaranya dan TPP. Obama menambahkan seharusnya tidak ada satu pun negara yang menggantungkan diri pada ekspor ke Amerika.
Seruan Obama ini ditujukan kepada pemerintah Cina yang hingga kini mempertahankan mata uangnya yang lemah untuk menaikkan nilai ekspornya. (friz)