JAKARTA, CITRAINDONESIA.COM- Ekonomi dunia dipastikan goyang terkait musibah gempa dan tsunami di Jepang sejak kemarin. Secara eksternal, perekonomian Indonesia menghadapi imbas dari ekonomi dunia.
“Selama ini Jepang merupakan salah satu negara tujuan ekspor terbesar bagi produk Indonesia. Bahkan juga dunia lain,” kata pengamat ekonomi Hendri Saparini, di Jakarta, Senin (14/3/2011).
Sekedar diketahui, Jepang marupakan negara tujuan ekspor terbesar ke tiga Indonesia setelah AS dan Cina. Sepanjang 2010, nilai ekspor non-migas ke Jepang mencapai US$16,49 miliar dan menduduki peringkat pertama negara tujuan ekspor Indonesia. Pada Januari 2011, nilai ekspor non-migas ke Jepang mencapai US$ 1,21 miliar atau 10,13% dari total ekspor non-migas.
Ditambahkan hendri Saparini, goyangnya ekonomi Indonesia tersebut menyusul rusaknya sejumlah infrastruktur strategis akibat tsunami yang menerjang Jepang tersebut terutama pelabuhan laut dan darat.
Sehingga dampaknya akan berimbas terhadap sektor perdagangan dan keuangan Indonesia. Di mana secara eksternal, perekonomian Indonesia terimbas oleh terganggunya ekonomi dunia yang selama ini banyak mengekspor ke negara tersebut.
Maka ia menyimpulkan bahwa perkembangan situasi ekonomi dunia juga sangat tergantung cepat atau tidaknya recovery berbagai bidang pasca tsunami. Kemudian untuk mempercepat pemulihan, pemerintah Jepang harus menggelontorkan anggaran besar.
Aliran dana:
hendri memperkirakan tidak mustahil banyak aliran dana jangka pendek dari luar yang akan masuk ke Indonesia.
Akibatnya, perekonomian Indonesia akan menggelembung, namun di dalamnya kosong. Ini sangat berbahaya. Kapan saja ekonomi Indonesia bisa meledak.
Namun Indonesia bisa menekan dampak tsunami tersebut, jika pemerintah mengambil berbagai kebijakan di antaranya mendorong ekspor ke negara lain.
Artinya, besar tidaknya dampak tsunami Jepang kepada perekonomian nasional, menurut Hendri, sangat tergantung pada kepiawaian pemerintah mencari solusinya. (olo)