JAKARTA, CITRAINDONESIA.COM- Nilai ekspor Indonesia ke Jepang periode April hingga Juni 2011 diperkirakan bakalan anjlok drastis. Namun itu hanya sementara. Ekonomi Jepang di kuartal III diperkirakan reboun.
“Periode April s/d Juni kita lihat penurunan ekspor ke Jepang. Tapi kita lihat dulu seberapa besar,” ujar Wamendag Mahendra Siregar, kepada wartawan akhir pekan lalu.
Kendati demikian kata dia, penurunan nilai ekspor ini hanya bersifat sementara saja. “Tapi pada kuartal III ekonomi Jepang rebound. Tapi berapa besarnya kita lihat saja dulu,”kata dia menambahkan.
Yang menjadi soal lanjut Mahendra adalah, akibat ledakan Nulir itu, bahwa 1/4% dari 28% industrinya barada di kawasan gempa dahsyat itu.
“Tetapi saya yakin itu tidak mengganggu APBN mereka. Sebab pada musibah tahun 1995 di Kobe, jauh lebih dahsyat dari sekarang. Ekspor kita ketika itu masih 20%. Sekarang lebih kurang 15%. Sementara kalau dilihat perspektifnya, kerugian atas APBN nya (peristiwa Kobe) 12%, dan sekarang hanya diperlukan biaya 6,5% dari PDB-nya,”.
“Tapi ekspor migas dan Batu Bara kita akan terjadi sebaliknya. Karena PLTN Jepang memutuhkannya dalam proses restrukturisasi. Di satu sisi memang peluang. Tapi hati- hati, kemungkinan naiknya harga bahan bakar (BBM) mempengaruhi kenaikan harga pangan. Jadi bermata dua,” imbuhnya.
Sekedar diketahui, berdasarkan data BPS, bahwa nilai ekspor Jepang 2010 mencapai US$765 miliar dan impor US$636 miliar atau surplus US$129 miliar. (olo)