Jakarta (Citra Indonesia): Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) mengumumkan, jumat (4/3/2011), devisa per 3 Maret 2011 sebesar US$101,8 miliar. Nilai devisa ini tampaknya mengukir sejarah baru bagi Indonesia.
Rilis BI, menyebutkan sebelumnya, posisi cadangan devisa pada 28 Februari 2011 tercatat sebesar 99,6 miliar dollar AS atau setara dengan 6,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Dewan Gubernur BI juga berpandangan prospek ekonomi dunia terus membaik, namun dibayangi oleh tekanan inflasi yang meningkat sejalan dengan tingginya harga minyak dan komoditas pangan dunia.
Tekanan inflasi yang semakin tinggi tidak hanya dihadapi negara emerging market (EM) tapi juga dihadapi negara maju.
Menghadapi tekanan inflasi yang meningkat tersebut, pengetatan kebijakan moneter tidak hanya terjadi di negara-negara EM tetapi juga mulai diikuti oleh negara-negara maju.
Prospek ekonomi global yang membaik tersebut berdampak positif terhadap perekonomian domestik, terutama melalui jalur ekspor yang akhir-akhir ini meningkat.
Demikian juga halnya dengan impor yang meningkat didorong oleh masih kuatnya permintaan domestik dan eksternal. Sementara itu, konsumsi rumah tangga dan investasi masih meningkat meskipun tidak sekuat triwulan sebelumnya.
Perkembangan tersebut mendukung kinerja transaksi berjalan yang diperkirakan mencatat surplus cukup besar pada triwulan I-2011.
Transaksi modal dan finansial (TMF) diperkirakan juga masih mencatat surplus sejalan dengan masih kuatnya aliran modal masuk, termasuk PMA. (rosalinda)