JAKARTA, CITRAINDONESIA.COM- Harga Gabah Kering Panen (GKP) dan beras di tingkat petani bervariasi. Di Lampung mencapai Rp2.600 Rp2.650 per kilogram.Dalam arti di atas harga patokan pemerintah (HPP) Rp2.649 per kg.
Berdasarkan pantauan di sejumlah sentra produksi Lampung, seperti Lampung Tengah dan Mesuji, harga gabah relatif cukup tinggi atau hampir sama dengan HPPyakni Rp2.640 per kg.
Khusus untuk harga gabah kering panen di tingkat penggilingan besar mencapai Rp2.850 per kg. Tata niaga penjualan gabah di Lampung umumnya agen besar menerima gabah di gudangnya, sehingga harganya relatif lebih mahal.
Sementara itu, untuk agen atau penggilingan kecil kecil membeli langsung ke petani. Harga gabah tergantung cuaca, jika hujan harganya akan turun, sedang harga Beras naik. Namun bila cuaca tidak hujan harga gabah naik, sedang Beras turun. Gabah tidak bisa dijemur saat hujan sementara stok di penggilingan banyak.
Harga Beras di Kota Cirebon, Jawa Barat, yang sebelumnya sempat melonjak, kini mulai turun sehubungan dengan petani di sekitar Cirebon, yakni Kabupaten Cirebon, Majalengka, Kuningan dan Indramayu mulai panen.
Harga Beras sudah dua minggu turun karena pasokan dari penggilingan padi cukup banyak. Harga ditingkat grosir untuk Beras IR 64 turun dari Rp7.000 per kilogram menjadi Rp6.100 perkilogram. Beras kualitas menengah yang sebelumnya Rp6.400 per kilogram menjadi Rp5.800 per kilogram.
Harga jual beras di pasaran Kota Jambi masih stabil. Rata-rata harga berbagai merek beras di tingkat pedagang pengecer tidak terjadi kenaikan.
Stabilnya harga Beras karena stok cukup memenuhi permintaan konsumen serta didukung pasokan barang dari daerah sentra produksi lancar.
Untuk memenuhi kebutuhan beras di pasaran selain hasil panen petani setempat, juga didatangkan dari Palembang, Lampung dan Padanglancar dan stok cukup memenuhi permintaan pasar. Beras cap ikan belido masih tetap dijual Rp 8.000/kg, beras cap anggur Rp 9.500/kg, cap tiga king Rp 7.500/kg, beras sepat siamRp 7.500/kg.
Di Jakarta, Direktur Perum Bulog, Sutarto Alimoeso mengatakan serapan beras dalam negeri minggu kedua Maret masih rendah.H arganya tinggi karena belum semua petani panen.
“Harga di tingkat petani tinggi dan belum merata panennya,” kata Sutarto di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Rabu (9/3/2011). (henni/friz)