JAKARTA, CITRAINDONESIA.COM- Pelaku usaha kopidi tanah air harus membangun bisnis berkelanjutan, menciptakan produk berkualitas tinggi sesuai kebutuhan pasar internasional.
“Kopi kita harus kualitas tinggi sesuai dengan kebutuhan pasar internasional,†tegas Wakil Menteri Perdagangan Mahendra Siregar pada pembukaan Rapat Umum Anggota AEKI – VIII yang diselenggarakan di Jakarta.
Wamen berharap Asosiasi Eksportir Kopi Indonesi (AEKI) cepat beradaptasi terhadap perubahan global dan nasional, dalam arti mampu mengantisipasi tuntutan jaman.
Seperti diketahui harga kopi dunia melonjak 40% ikut mendorong nilai ekspor kopi Indonesia naik. Periode 2009/2010, nilai ekspor kopi Indonesia mencapai US$ 795,5 juta dengan volume 350 ribu ton atau meningkat sekitar 3% dari tahun sebelumnya senilai US$ 772 juta dengan volume 401 ribu ton.
Total keseluruhan volume ekpor kopi periode 2009/2010 mencakup, kopi biji Robusta 280 ribu ton, kopi biji Arabika 56 ribu ton, dan produk kopi gabungan 14 ribu ton.
Nilai ekspor periode 2009/2010 mencakup, kopi biji Robusta mencapai US$ 504,4 juta, kopi biji Arabika US$ 224,1 juta, dan produk kopi gabungan US$ 61 juta.
“Nilai ekspor kopi pada periode tahun 2009/2010 meningkat tiga persen dibandingkan tahun 2008/2009, karena harga kopi sudah mulai meningkat akibat faktor fundamental dan non fundamental pada fund manager di dunia,†kata Sekretaris Eksekutif Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI), Drs. Rachim Kartabrata.
Rachim juga mengatakan, volume ekspor kopi Indonesia menurun dari tahun sebelumnya, yaitu 400.000 ton pada 2010 menjadi 350.000 ton akibat cuaca ekstrem dan musim penghujan, sehingga hasil produksi kopi di daerah menurun, namun nilai ekspor kopi meningkat.
“Volume ekspor kopi merosot karena minimnya hasil produksi dari daerah. Kopi akan panen jika masuk musim kemarau dan tidak sering terkena hujan, namun pada tahun ini cuaca tidak mendukung, sehingga volume kopi menurun,†paparnya.
Ia berharap pemerintah khususnya pada Departemen Pertanian meningkatkan produksi kopi di daerah-daerah agar kopi di Indonesia tidak kekurangan stok sehingga harga stabil. (oloan siregar)