Jakarta (Citra Indonesia ): Hampir seluruh kali di Jakarta Utara mengalami penyempitan di Daerah Jakarta Utara. Bantaran kali tersebut dikooptasi dan dijadikan tempat tinggal oleh warga setempat.
Parahnya, banyak juga yang memanfaatkan bantaran kali tersebut sebagai gudang tempat penyimpanan barang bekas. Seperti yang terlihat di Kali Cakung Drain, Kali Rawa Malang, Kali Begog dan masih banyak kali lainnya yang mengalami penyempitan.
Karenanya, bila tidak segera ditangani pemerintah setempat ,warga yang berada di permukiman akan terus merasakan banjir dan luapnya kali saat hujan turun.
Sudin PU Air selama ini sepertinya tidak berdaya mencari solusi penanganannya jika dihadapkan dengan banyaknya kali dan sejumlah saluran air yang menyempit dan banyaknya bangunan liar yang berada di bantaran kali.
“Hujan yang sering turun belakangan ini menyebabkan rumah kami sering kebanjiran. Ini gara-gara meluapnya kali dan system drainase yang tidak berfungsi,†ujar Mastur, warga Kelurahan Semper Barat, Cilincing, tadi siang.
Kondisi kali dan sejumlah kali di wilayah Jakarta Utara ini menurutnya sudah sangat memprihatinkan. Sebab selain terjadi penyempitan juga terjadi penumpukan sampah pada kali dan sejumlah drainase tersebut.
Banyak lahan di bantaran kali umumnya sudah didirikan tempat tinggal dan tak heran banyak juga gudang tempat penyimpanan barang bekas oleh pemulung.
Akibatnya lebar kali yang tadinya mencapai 20-30 meter, kini menyusut tinggal 2 meter. “Yang paling parah itu di Kali Cakung Drain, Kali Begog dan Kali Rawa Malang,†ujar Mastur.
Camat Cilincing Junaidi mengakui hampir semua kali mengalami penyempitan akibat padatnya bangunan liar yang berada di bantaran kali apalagi menurutnya, sejumlah drainase tidak berfungsi dengan baik.
Warga yang tinggal di bantaran Kali Cakung Drain, Kali Begog dan Kali Rawa Malang umumnya dari berbagai latar masyarakat. Mereka tidak taat dan patuh pada aturan. Beberapa tahun silam sejumlah bantaran kali sempat ditertibkan, namun mereka pindah lagi ke bantaran kali ini hingga sekarang.
Memang ada rencana kembali melakukan penertiban, namun rencana penggusuran ini telah dipolitisi pihak-pihak tertrentu, sehingga timbul berbagai wacana Pemkot tidak peduli terhadap warganya.
“Padahal sesungguhnya penertiban ini guna demi kebaikan bersama,†ungkapnya. (hasan)