Jakarta (Citra Indonesia): Waw. Terdakwa Abu Bakar Ba’asyir menuding Detasemen 88 Antiteror Polri biang kerok pelaku teror buku. Tujuannya untuk mengalihkan perhatian rakyat dari isu- isu tertentu.
“Biang keroknya Densus 88. Dan ngak masuk akal kalo pakai buku, kemudian kalau (ini) dikaitkan dengan saya, sama bodohnya,” pungkas kepada wartawan saat masih di ruang tahanan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (21/3/2011)
“Tapi ini pendapat saya. Pertama bahwa pelaku bom buku itu Densus 88,” tambahnya.
Ba’asyir mengungkapkan bahwa Densus-lah pelaku teror bom buku tersebut. Tujuannya, untuk mengalihkan perhatian sehingga kesannya teroris yang melakukan itu, dan ini dilakukan juga untuk mengacaukan pemerintah.
Kata, Ba’asyir, teror bom buku sengaja ditimbulkan kepermukaan agar kesannya teror tetap ada (di Indonesia), sehingga para Mujahidin dituduh sebagai teroris.
“Teror sengaja diciptakan agar tetap ada, jangan sampai berhenti. Itu tujuan mereka,” ujarnya. (adamson)